Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap merupakan pembangkit kekuatan terbarukan yang mengandalkan cahaya matahari sebagai sumber utamanya. Penggunaan PLTS atap sangat di dukung baik dari dunia internasional maupun Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyebabkan ketetapan main baru untuk pemasangan PLTS atap yang bakal menunjang pengguna PLTS atap.

Secara umum PLTS dibagi jadi 2 tipe yakni PLTS Ongrid dan PLTS Offgrid. Perbedaan utama dari kedua tipe PLTS selanjutnya hanya pada proses pengkabelan yang membuka ke PLN. Namun, untuk pemakaian PLTS Ongrid proses untuk dapat mengekspor listrik sangatlah sulit, proses pertama kudu meghubungi PLN dan kebijakan pemerintah yang belum selesai menyebabkan PLTS Ongrid makin sulit. Salah satu solusinya adalah pemakaian PLTS Offgrid, PLTS Offgrid mengimbuhkan fleksibilitas tanpa kudu menghubungi PLN dan tidak dipengaruhi dengan kebijakan pemerintah.

Hasil listrik dari PLTS Offgrid dapat digunakan untuk keperluan penerangan rumah tangga pada malam hari. Untuk cuman lampu keperluan rumah tangga, PLTS Offgrid sudah cukup asal spesifikasinya yang digunakan sesuai. PLTS Offgrid sendiri butuh komponen yang lebih sedikit dibandingkan dengan PLTS Ongrid dan termasuk mempunyai harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan PLTS Ongrid.

Dalam proses offgrid, listrik yang dihasilkan oleh PLTS bakal dimanfaatkan langsung oleh pengguna tanpa ada interferensi dari jaringan PLN. Jadi baterai yang digunakan untuk menaruh bakal langsung dihubungkan ke beban. Komponen utama dari proses PLTS Offgrid yakni modul surya, solar charge controller (SCC), baterai, dan inverter. Selain komponen utama terkandung termasuk komponen pendukung yakni enclosure box, kabel, dan mounting system (Gumintang, Sofyan, & Sulaeman, 2020).

Modul Surya Plts off grid

Seperti yang kami ketahui bahwa modul surya membuat perubahan radiasi matahari jadi listrik. Balam satu modul surya kebanyakan paduan dari cell-cell surya yang kebanyakan berjumlah 36 hingga dengan 72 cell. Modul surya dapat membuahkan listrik karena terkandung reaksi kimia dan pindahan elektron dari modul ke beban. 

Modul surya yang paling banyak digunakan adalah monocrystalline, monocrystalline dipilih karena mempunyai efisiensi yang lebih besar yakni 14-22% dibandingkan dengan polycrystalline yang hanya dapat 13-19%. Monocrystalline termasuk dipilih karena proses ini lebih hemat tempat, harga yang cukup murah, dan mempunyai efisiensi cukup tinggi. Modul tipe ini terkandung banyak sekali di pasaran dengan beraneka macam tipe tegangan keluaran. Contohnya ICASolar yang menjual panel 115Wp dengan harga tidak cukup lebih Rp.800.000.

Solar Charge Controller (SCC)

SCC adalah komponen elektronik yang menyesuaikan pengisian baterai agar hasil listrik panel surya makin optimal. SCC sangat penting di proses PLTS Offgrid, manfaat utama SCC adalah merawat baterai dari pengisian yang terlalu berlebih untuk memperpanjang umur baterai. 

Terdapat dua tipe SCC yang dijual ke pasaran, yakni tipe PWM dan MPPT. Kedua tipe SCC ini mempunyai keunggulan masing-masing, PWM mempunyai efisiensi sekitar 70-80% yang lebih rendah dari MPPT yang berkisar 90-98%. Di pasaran harga yang di tawarkan untuk tipe PWM Rp. 50.000- Rp. 300.000, kala untuk MPPT mempunyai harga diatas 1 juta rupiah.

Baterai

Dalam PLTS Offgrid Baterai merupakan komponen yang sangat penting, tanpa ada baterai maka beban tidak bakal dapat menyala dan proses termasuk tidak dapat menyala. Baterai berguna untuk menaruh listrik yang dihasilkan oleh panel surya yang diatur oleh SCC untuk dapat digunakan oleh beban pada malam hari.

Baterai yang umum digunakan PLTS Offgrid adalah baterai tipe lead acid dan li-ion. Baterai li-ion sangat direkomendasi untuk digunakan karena lebih efisien, low maintanence, mudah dan kompak, high energy density. Dengan seluruh teknologi yang terkandung di dalam baterai, harga yang di tawarkan pada th. 2020 untuk lead acid sekitar 140-162 USD/kWh dan untuk li-ion sekitar 454-472 USD/kWh.

Inverter

Inverter merupakan alat yang berguna untuk membuat perubahan arus DC keluaran dari SCC/Modul jadi tegangan AC yang digunakan untuk umumnya alat elektronik dirumah. Terdapat dua tipe inverter yang dapat digunakan, yakni inverter terpusat dan inverter tersebar. Biasanya untuk pemakaian rumah tangga tipe inverter yang digunakan adalah inverter tersebar yang amat mungkin untuk mengoptimalkan modul jika terjadi shading dan soiling (panel surya tertutup gangguan). Inverter terpusat sendiri kebanyakan digunakan untuk proses PLTS yang besar diatas 1MW.

Harga yang di tawarkan untuk inverter cukup banyak ragam jadi dari 0,4 – 0,8 USD/Wp. Terdapat lebih dari satu perusahaan di Indonesia yang menjual inverter seperti PT. Wedo Solar Indonesia, PT. Len Industri dan masih banyak lagi. Terdapat termasuk lebih dari satu inverter impor yang dijual di toko online Indonesia dengan harga yang bervariasi. Inverter termasuk dapat tidak digunakan jika proses jaringan beban yang bakal digunakan adalah DC. Inverter yang dipilih termasuk kudu mempunyai jaminan atau garansi.

Komponen Pendukung Lainnya

Kabel berguna untuk menghubungkan pada modul surya dengan alat alat lainnya. Untuk kabel yang digunakan kudu cocok dengan standar yang sudah ditetapkan, standar kabel termasuk ada di dalam Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL).  Kabel yang digunakan termasuk kudu tahan cuaca dan tahan cahaya ultraviolet (Ramadhani, 2018).

Enclosure Box, boks ini berguna untuk menaruh alat alat listrik seperti inverter ataupun breaker-breaker untuk merawat pengguna dari sengatan listrik. Fungsi dari boks ini adalah merawat komponen dari dampak eksternal sistem.

Mounting, mounting digunakan untuk memasang modul surya cocok dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Spesifikasi tiap tempat termasuk tidak sama agar kudu disesuaikan. Jika ditempatkan atap maka wujud mounting bakal mengikuti atap dan kudu dapat untuk menunjang beban modul yang cukup berat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biar Awet dan Nggak Cepat Melembung, Inilah 15 Cara Merawat Baterai HP-mu!